Temuan menarik tahun ini adalah Spotify, semacam aplikasi musik yang memungkinkan kita menjelajah trilyunan lagu dan mendengarkannya secara streaming dan membuat playlist sendiri. Lantaran Indonesia masih dianggap sebagai third world country oleh developernya, jadi untuk bikin akunnya kudu pakai proxy (yang mana saya ga tau apa apa soal ini kecuali kenyataan bahwa proxy mirip dengan merk baju). Terimakasih untuk seorang kawan yang telah berbaik hati membuatkan akun rusnanianwar!
Mengikuti zinemaker favorit saya, Ilham Satrio yang konsisten tahun ke tahun membuat mixtape di bulan Desember, sayapun terpikir buat melakukan hal serupa. Didukung oleh aplikasi mahadahsyat bernama spotify tadi, here’s my 2015 mixtape: Rambling Mind.
1. Halsey – Ghost (Badlands, 2015)

Setelah diarahkan Vevo ke laman youtube pribadinya, kesukaan terhadap Halsey rupanya berhenti cuma di lagu ini. Selain music videonya yang mesum menarik, suaranya mirip nona Goulding.
2. One Republic – I Lived (Native, 2014)

One Republic selalu mengisi playlist saya dari tahun ke tahun lantaran dulu sering mengcopy lagu dari radio dan baru nyadar ini: paska Love Runs Out yang rasanya mirip Panic! at the Disco banget itu, di single ke enam ini mereka lebih kalem dan liriknya juara.
3. Florence + The Machine – Delilah (How Big How Blue How Beautiful, 2015)
Saya memulai perjalanan menyukai musik musik ambeien ambient di tahun 2013. Saat itu genre folk alternative indie-hipster sedang marak maraknya mungkin lantaran seluruh lelaki di muka bumi menyukai Summer dan seluruh perempuan di muka bumi ingin menjadi Summer from 500 days with Summer. Nama nama seperti Laura Marling, First Aid Kit, She and Him, Camera Obscura sampai Haim memenuhi playlist hanphone saya.

4. Paloma Faith – It’s The Not Knowing (A Perfect Contradiction, 2014)
Aduh maap, kalau untuk Paloma Faith saya kudu memasukkan satu album penuh ke dalam playlist. Hahaha becanda. Tapi temuan atas Paloma Faith adalah temuan yang paling menarik belakangan ini. Tema yang diambil kebetulan pas banget sama kondisi hati mungkin. Di tahun 2013 ketertarikan atas Paloma Faith ditandai dengan mulai masuknya nomor nomor seperti Agony, Technicolor, Picking Up The Pieces ke dalam daily playlist.

“I’m sure you meant all that you said, at the time
I believe you can’t be made of stone
We both know it’s ok to change your mind
It’s just the not knowing, that hurts, the most”
I believe you can’t be made of stone
We both know it’s ok to change your mind
It’s just the not knowing, that hurts, the most”
SINI SAYA TEMPELENG DULU KAMUNYA SINI HEH! oke maap, baper.
5. Katjie & Piering – Kinanti (Kinanti EP, 2010)
Ini lagu lama yang secara sadar saya download ulang untuk dinikmati menjelang musim penghujan. Kesukaan atas lagu ini sampai menjadikannya inspirasi untuk satu cerpen di tahun 2013 silam. Men dua tahun sungguh waktu yang singkat, setiap mendengar lagu ini padahal rasanya seperti baru didengarkan kemarin. Saat masih muda mudanya, indie indienya, petualang petualangnya. Sekarang kita menua, iya. *minum teh sambil elus jenggot*
Katjie & Piering saya temukan di yesnowave.com, situs sekaligus label lokal dari Malang. Rilisan rilisan yesnowave senantiasa memuaskan selera saya seperti duo ini atau Semak Belokar hingga Bara Suara misalnya. Katjie & Piering adalah proyek dari vokalis Tigapagi (Sigit) dan vokalis Baby Eat Crackers (Ayay/Yayi), isi EP mereka sendiri adalah coveran lagu lagu indie yang dibikin menjadi folk minimalis. Dari lima nomor di EPnya, cuma Kinanti ini yang mereka ciptakan sendiri, sisanya cover (Psycho Girl (Olive Tree), Destiny (Homogenic), Zsa Zsa Zsu (Rock n’ Roll Mafia), Polypanic Room (Polyester Embassy).
6. Postmodern Jukebox – Seven Nation Army (Haley Reinhart, 2015)

Laman itulah yang berbulan bulan belakangan saya ikuti perkembangannya dan sesekali diunduh menggunakan snaptube (terpujilah developer aplikasi ini), sederet nama peserta American Idol saya temukan dan kedua setelah Aubrey Logan, Haley mencuri hati saya dengan kemampuannya bernyanyi sekaligus bikin horny.
7. Lana Del Rey – Young and Beautiful (The Great Gatsby Soundtrack, 2014)

Oh karena saya menyukai film ini dan nyaris hapal setiap adegannya, lagu Young and Beautiful yang mengalun saat Jay dan Daisy berdansa langsung nempel di kepala untuk kemudian digoogling. “Pantesan kenal suaranya,” ternyata Llama del Rey sotara sotara. Saya tidak tertarik pada Lana paska Barely Political habis habisan mereferensikan suaranya dengan sebutan A horny lazy kind of voice. Namun seorang kawan menceritakan soal album albumnya, lagu lagunya dan sedikit banyak lagu lagu Lana mulai saya dengarkan. By far yang menarik untuk saya ulang ulang di playlist adalah Young and Beautiful dan Video Games.
8. Barasuara – Api dan Lentera (Taifun, 2015)

Dan ternyata benar adanya.
9. Mumford and Sons – The Wolf (Wilder Mind, 2015)

The Wolf adalah single ketiga di album Wilder Mind, menyukai lagu ini karena setelah single self tittled, ini lagu kedua dengan nuansa yang lebih ceria dibanding nomor nomor lainnya yang entah kenapa terdengar sangat Bruce Springsteen sekali. Lagu ini juga yang menandai perubahan mood saya di beberapa pekan silam selepas bermalam malam mendengarkan lagu sendu.
Because, the lone wolf licks their own wounds and being strong by that, right?
10. Sheila On 7 – Canggung (Musim Yang Baik, 2014)
Menjadi penyiar radio sejak kelas 2 SMA hingga beberapa bulan lalu semestinya membuat saya aware terhadap lagu lagu baru. Nyatanya tidak, sejak awal berkiprah di dunia broadcast radio, saya selalu memilih program acara lagu lagu mancanegara. Ini berlangsung sekian lama dan akhirnya baru sadar soal saya buta lagu lagu indonesia populer pada masanya saat karaoke dengan kawan kawan. Mereka memilih lagu indonesia yang ngehits di zamannya dan saya cuma bisa cengo, tidak tau apa apa (and they’re like “How could you wasn’t know Cidaha Nan? Its like the biggest catching phrase in 2008” hahahaha)
Sheila on Seven, adalah pengecualian. Sebut album apa saja, lagu yang mana saja, dapat dipastikan saya tau dan hapal. Untuk alasan mereka menarik, udah itu aja. Musim yang Baik adalah album terakhir band asal Jogja ini di bawah Universal Music Indonesia. Paska album ini (kalaupun mereka bikin album lagi) maka Sheila on Seven akan menjadi band indie. Lagu Canggung, adalah lagu pertama di album ini yang saya dengarkan. Nomor nomor selanjutnya segera mengisi playlist dan sesekali didengarkan dengan senyum mengembang, liriknya positif dan musiknya riang.
Sebenarnya ada puluhan bahkan ratusan lagu lain yang menemani perjalanan 2015 saya, Namun lantaran aturan utama dari 2015 mixtape adalah kudu berasal dari tahun 2015 maka beginilah, sekurangnya sepuluh lagu teranyar di playlist harian saya.
Daaaaan, mixtapenya bisa dinikmati di sinih.
Dan saya juga harus lewat proxy utk mengunduhnya. Hahaha. Anyway, list nya segannn.
LikeLike
Huahahaha nani ngerepotin mas ilham nih. Mana 2015 Mixtapenya stereofolk? Segan segan mainstream kekinian ya.
LikeLike