Betapa waktu adalah lalim
Dihantarnya kita pada masa sekarang bukan kemarin
Sehingga yang sudah sudah menjadi ingatan
Dan sebuah akan, menyusup menjadi harapan
Perkara Waktu, 2016
Bulan yang menyenangkan ^^
Sekurangnya empat akhir pekan saya habiskan di luar kota. Untuk melakukan klaim atas libur dan menamatkan buku buku yang tidak lagi bisa dicuri baca di jam kerja. Bulan yang menjadi rekor sebab rasa rasanya tidak seharipun saya lengang dalam pola bikin laporan-pergi ke lapangan-bikin laporan lagi. Sisa waktu seusai lembur habis dengan saya yang langsung tertidur saat tersentuh kasur. Dalam kondisi begitu, saya dengan pongahnya mengambil jam siar di SENIN MALAM sebanyak 4 jam. Hahaha, menyenangkaaaan.
Karena praktis waktu untuk membaca sedemikian minim, buku buku yang dilahap-pun berkurang. Namun setidaknya saya masih konsisten dengan target 100 buku untuk setahun ini, ya, kan?
Buku yang telah dibaca di bulan Maret:
- Dewi Ria Utari – Kekasih Marionette
- Pramoedya Ananta Toer – Bukan Pasarmalam
- Gitanyali – Blues Merbabu
- Gitanyali – 65
- Pramoedya Ananta Toer – Gadis Pantai
- Hajriansyah – Kisah Kisah yang Menyelamatkan
Dengan highlight di bulan ini adalah Gitanyali (Bre Redana) dengan kisah kisah pop dan petualangan seksualnya di zaman orba. Sisanya adalah buku buku yang seperempat, sepertiga, separuh dan sekadarnya dibaca. Minat menurun seiring rasa lelah ya, iya.
Sampit, 31 Maret 2016
Waktu kok kerasa cepat sekali berlalu belakangan ini